Tuesday, 22 May 2012

Geografi Desa dan Kota


PENGHANTAR GEOGRAFI DESA KOTA
Kota Dilihat Dari Aspek Fisiografi, Sosial,Ekonomi, Budaya, Politik Dan Tekhnologi
OLEH: Yorsi Nuzulia, S.Pd

Seperti yang kita ketahui, dalam kehidupan sehari-hari kota selalu tampak sibuk. Warga kota yang menjasi penghuni kota memerlukan tempat berteduh, tempat bekerja, tempat bergaul dan tempat menghibur diri. Oleh karena itu kota dapat kita lihat dari segi fisiografis, ekonomi, budaya, sosial dan politik.

Di dalam sejarah perkembangan kota dapat dibagi menjadi 3 zaman :

  1. kota-kota pada waktu lampau (cities of the past) tergolong antara lain : kota-kota oriental, kota-kota Yunani, kota-kota Romawi, dan lainnya yang merupakan kota-kota kebudayaan kuno.
  2. kota-kota pada zaman pertengahan (medieval cities) di mana pada abad ini banyak dipengaruhi oleh kebudayaan-kebudayaan Romawi.
  3. kota-kota pada zaman modern, di mana pola dan perkembangannya sangat ditentukan oleh factor-faktor politik dan ekonomi.


Pengertian Kota
Menurut Prof. Bintarto pengetian kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan adanya kepadatan penduduk yang tinggi, strata social dan ekonomi yang heterogen, dan materialistis. Kota (city) adalah bentang budaya yang ditimbiulkan oleh unsure-unsur alami dan non alami dengan gejala pemusatan penduduk yang cukup padat dan besar dengan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistis dengan daerah belakangnya(hinterland).

Pengertian kota yang lain dapat diartikan sebagai suatu daerah yang memiliki gejala pemusatan penduduk yang merupakan suat perwujudan geografis yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis sosial, ekonomi, kultur, yang terdapat di daerah tersebut dengan adanya pengaruh timbal balik dengan daerah-daerah lainnya. Kota merupakan suatu sistam jaringan kehidupan manusia yang ditandai dengan kepadatan penduduk dan diwarnai dengan strata sosial, ekonomi yang heterogen, dan berorientasi pada matrealistik.

Pola - pola kota
1. Pola Sentralisasi
Pola sentralisasi adalah pola persebaran kegiatan kota yang cenderung berkumpul atau berkelompok pada satu daerah atau wilayah utama. Area utama tersebut merupakan daerah yang ramai dikunjungi serta dilewati oleh banyak orang pada pagi, siang, dan sore hari namum sunyi di malam hari.
2. Pola Desentralisasi
Pola desentralisasi adalah pola persebaran kegiatan kota yang cenderung menjauhi titik pusat kota atau inti kota sehingga dapat membentuk suatu inti / nukleus kota yang baru.
3. Pola Nukleasi
Pola nukleasi adalah pola persebaran kegiatan kota yang mirip dengan pola penyebaran sentralisasi namun dengan skala ukuran yang lebih kecil di mana inti kegiatan perkotaan berada di daerah utama.
4. Pola Segresi

Pola segresi adalah pola persebaran yang saling terpisah-pisah satu sama lain menurut pembagian sosial, budaya, ekonomi, dan lain sebagainya.

Dan jika kita umpamakan dengan papan permainan dart atau papan target anak panah, maka pusat kota berada pada pusat papan dart atau papan target anak panah dan begitu seterusnya garis-garis lingkaran yang mengelilinginya berurutan adalah wilayah sub urban atau suburb, kemudian diikuti dengan daerah urban dan yang terakhir adalah daerah rural yang masih-masing memiliki sifat dan ciri-ciri tersendiri.
Urutan-urutannya adalah sebagai berikut :
1. City
City adalah pusat kota yang menjadi pusat sub urban, urban, dan rural area.
2. Suburban / Faubourgh
Sub urban adalah daerah tempat atau area di mana para penglaju / commuter tinggal yang letaknya tidak jauh dari pusat kota. penglaju atau kommuter adalah orang-orang yang tinggal di pinggiran kota yang pulang pergi ke kota untuk bekerja setiap hari.
3. Suburban Fringe
Sub urban fring adalah area wilayah yang mengelilingi daerah sub urban yang menjadi daerah peralihan kota ke desa.
4. Urban Fringe
Urban fring adalah daerah perbatasan antara kota dan desa yang memiliki sifat yang mirip dengan daerah wilayah perkotaan. Urban adalah daerah yang penduduknya bergaya hidup modern.
5. Rural Urban Fringe
Rural urban fringe adalah merupakan daerah jalur yang berada di antara desa dan kota.
6. Rural
Rural adalah daerah pedesaan atau desa yang penduduknya hidup sederhana.

a. kota dilihat dari segi morfologi dan fisiografinya
Kota ditimbulkan karena unsur fisiogarafis, artinya karena setlemnent yang dipilih manusia pada mulanya selalu memeperhatikan topografi daerah, tanah dan iklim serta kesuburan tanahnya.
Di Indonesia yang pada saat ini sedang dilaksanakan ialah pembangunan kota-kota di daerah baru, dalam hal ini di daerah transmigrasi seperti kota Metro, kota SUkadana dan kota-kota transmigarn lainnya. Dan untuk ini dikenal dengan sebutan clearing towns. Jadi pola kota juga disesuaikan dengan lokasi dan topografi setempat. Mengenai pengaruh geografis terhadap pemusatan penduduk yang menjadi factor utama ialah pengeruh lintang tempat.

Selain dari faktor lokasi dan lintang tempat juga factor logis mempunyai perenana terhadap terjadinya perkembangan kota. Antar lain :
- Sidney, menjadi kota penting Karen daerah litoral mengalami upgwarping.
- Constantine di Algeria Barat terdapat di daerah Natural Brridges.
- Rivier de loupe merupakan fall down village di Itali
- Kota-kota disepanjang Canadian Pacific Railways terdapat di Opens Plains
Dan kota-kota di pantai utara jawa ternyata lebih banyak jumlahnya dari pada dibagian selatan. Ini disebabkan karena reliefnya yang datar dan tanahnya yang merupakan alluvial eostal plain.

a. Pengertian kota  ditinjau dari unsur morfologinya. 
Kenampakan kota secara morfologi adalah kenampakan-kenampakan tertentu yang mempunyai cirri khas fisikal sebuah kota. Untuk melihat di mana batas-batas kota yang dimaksud, maka dapat dilihat dengan menggunakan foto-foto udara sampai batas-batas tertentu dapat dipergunakan untuk mendeteksi kenampakan fisikal suatu kota.

Berikut merupakan delapan interprestasi yang dapat digunakan untuk mencari batas-batas kota secara morfologi, yaitu :
-pola (pattern)
-struktur (structure)
-bentuk (shape)
-site
-ukuran( size)
-rona (rone)
-bayangan (shadow)
-tekstur (texture)

Maka kota dilihat dari tinjauan morfologi dapat diartikan sebagai suatu daerah yang tertentu dengan karakteristik tata guna lahan non agararis, suatu tata guna lhan dimana sebagian besar tertutup oleh bangunan yang bersifat non residential maupun residential (secara umum building coveragelebih banyak dari pada vegetation coveragesett) dengan pola jaringan jalan yang kompleks, dalam satuan yang kompak dan relative besar dari pada satu-satuan permukiman disekitarnya, sementara itu daerah yang bersangkutan adalah mulai terjamah fasilitas- fasilitas kota yang ada.
Dari segi demografi penduduk kota sangat pesat pertumbuhannya, karena selain penduduk asli kota juga banyak para pendatang yang tinggal di daerah perkotaan tersebut, sehingga secara demografi pendududk kota sangantlah besar.

b. kota dilhat dari segi ekonominya
Struktur penduduk kota dilihat dari segi ekonomi dapat dilihat dari berbagai jenis mata pencahariaan penduduk kota. Jenisa mata pencahariaan penduduk kota yang ada yaitu diluar bidang pertanian sepeti perdagangan, kepegawaian, jasa dan industry.
Interaksi kota dalam bidang ekonomi terlihata dengan adanya lapangan perdagangan, transportasi, dan komunikasi. Tingkat harga barang relative sama, sehingga masing-masing kota dapat tukar menukar berbagai barang kebutuhan yang diperlukan. Sedangkan kegiatan produksi, kegiatan konsumsi, dan kegiatan perdagangan di kota juga lebih teratur. Misalnya, terdapat pasar-pasar , bank-bank, stasiun dan lain-lain yang banyak dapat memasukkan uang bagi kota yang dapat diperguanakan untuk pembiayaan pemeliharaan kota.

Daerah slum / slums adalah daerah yang sifatnya kumuh tidak beraturan yang terfapat di kota atau perkotaan. Daerah slum umumnya dihuni oleh orang-orang yang memiliki penghasilan sangat rendah, terbelakang, pendidikan rendah, jorok, dan lain sebagainya. Di jakarta dan sekitarnya banyak terdapat daerah slum baik di tengah maupun pinggiran kota.

Berikut ini adalah ciri-ciri daerah slum :
1. Banyak dihuni oleh pengangguran
2. Tingkat kejahatan / kriminalitas tinggi
3. Demoralisasi tinggi
4. Emosi warga tidak stabil
5. Miskin dan berpenghasilan rendah
6. Daya beli rendah
7. Kotor, jorok, tidak sehat dan tidak beraturan
8. Warganya adalah migran urbanisasi yang migrasi dari desa ke kota
9. Fasilitas publik sangat tidak memadai
10. Warga slum yang bekerja kebanyakan adalah pekerja kasar dan serabutan
11. Bangunan rumah kebanyakan gubuk / gubug dan rumah semi permanen

c. kota dilihat dari segi sosialnya
kota sebagi ciri sosial dapat dikemukakan debagai berikut:
- Pelapisan sosial kota. Perbedaan tingkat pendidikan dan stratus sosial dapat menimbulkan suatu keadaan yang heterogen. Heterogenitas tersebut dapat berlanjut dan memacu adanya persiangan, lebih-lebih apabila jumlah penduduk di koata semakin bertambah banyak, dan dengan adanya sekolah-sekolah yang beraneka ragam terjadilah pelbagai spesialisasi di bidang keterampilan maupun bidang jenis mata pencahariaan. Dalam hal ini, pelapisan sosial ekonomi dapat ditemukan sebagai salah satu ciri sosial di kota.

- Individualisme, perbedaan status sosial ekonomi maupun cultural dapat menumbuhkan sifat “individualisme”sifat kegotong royongan yang murni sudah jaranga dapat dijumpai di kota. Andaim kata ada sudah dalam bentuk lain. Dalam hal ini pergaulan tatap muka secara langsung dan dalam ukuran waktu yang lama sudah mulai jrang terjadi, karena komunikasi lewat telepon sudah menjadi alat penghubung yang bukan lagi merupakan suatu kemewahan. Selai dari pada itu karena tingkat pendidikan warga kota Yang cukup tinggi maka segala persoalan diusahakan diselesaikan secar perorangan atau pribadi tanpa meminta pertimbangan keluaraga lain.walaupun demikian, bangsa Indonesia dengan falsafah, jiwa dan pandangan Pancasilanya tifak mudah meninggalkan cara hidup gotong royong yang sudah berakar lama dan telah menjadi cirri dan pola hidup bangsa Indonesia (Bintarto;1980)

- Toleransi sosial. Kesibuak masing –masing warga kota dalam tempo yang cukup tinggi dapat mengurangi perhatiannya kepada sesamanya. Apabila iniberlebihan maka mereka mampu akan mempunyai sifat tak acuh atau kurang mepunyai toleransi sosial. Di kota masalah ini dapat diatasi dengan adanya lembaga atau yayasan yang berkecimpungan dalam hal-ikhwal kemasyarakatan.

- Jarak sosial. Kepadatan penduduk di kota-kota memang pada umumnya sapat dikatakan cukup tinggi. Biasanya sudah melebihi 10.000 orang/kmpersegi. Jadi secara fisik di jalan, di pasar, di took, di bioskop, dan di tempat yang lain warga kota berdekatan tetapi dari segi sosial berjauhan, karena perbedaan kebutuhan dan kepentingan.

- Penilaian sosial. Perbedaan status, perbedaan kepentingan, dab situasi kondisi kehidupan kota memepunyai pengaruh terhasap sistem penilaian yang berbeda mengenai gejala-gejaa yang timbul di kota. Penilaian dapat didasarkan pada latar belakang pendidikan, dan pada latar belakang filsafat.

d. Kota dilihat dari aspek perkembangan tekhnologinya
Kemajuan tekhnologi sangat mempengaruhi dunia industri. Revolusi industri dan elektrifikasi meneybabkan orang bebas memilih tempat tinggal. Radio, televisi, internet dan alat-alat pengangkutan bermotor mempunyai peran penting yang tidak dapat diabaikan dalam proses perkembangan kota. Daerah perkotaan atau urban areas dapat menjadi lebih luas, karena faktor jarak tidaklah menjadi masalah penghambat lagi.

Kota merupakan tempat utama di sebuah daerah yang mengadopsi canggihnya tekhnologi. Tekhnologi sangat berperan dalam setiap aktivitas masyarakat di sebuah perkotaan. Hampir semua aktivitas terdapat peran tekhnologi di dalamnya. Komunikasi dan transportasi yang merupakan kegiatan vital sudah sangat diprmudahkan oleh tekhnolgi. Handphone, pengiriman email melalui interenet, menjangngkau daerah yang jauh (luar daerah) dapat dijangkau dengan cepat dengan menggunakan pesawat.
Tekhnologi di perkotaan tidak hanya berperan untuk komunikasi, transportasi dan industry saja, akan tetapi dalam hal kesehatan masyarakat perkotaan sudah memanfaatkan penemuan-penemuan dari tekhnologi. Oleh karena itu dampak dari tekhnologi, baik untuk perkembangan sebuah kota yaitu membuat aktivitas lebih baik, cepat, flexible, dan kualitas kesehatan meningkat dengan penggunaan tekhnologi yang tepat guna.

e. kota dilhat dari aspek budayanya
Budaya merupakan sebuah hasil dari kegiatan manusia yang dilakukan terus menerus dalam jangka waktu yang lama, sehingga telah berakarar di lingkungan masyarakat. Kebudayaan di kota tentunya lebih kompleks di bandingkan dengan daerah perdesaan, karena kota merupakan daerah sentral kegiatan dimana dapat menarik semua lapisan masyarakat baik berasasal dari daerah tersebut, maupun dari daerah lain yang menawarkan sejuta kemungkinan seperti yang dapat kita mabil contoh yaitu kota Jakarta yang merupakan kota megapolitan.
Di kota Jakarta teredapat banyak budaya yang terpengaruh satu sama lain, karena merupakan tempat berkumpulnya banayk orang dengan latar belakang yang berbeda. Semakin banyak suatu kota dihuni dengan orang-orang yang mempunyai latar belakang budaya yang berbeda maka kota tersebut akan tumbuh dengan budaya yang kompleks juga.
Seperti yang kita ketahui Kota adalah suatu ciptaan peradaban budaya umat manusia. Kota sebagai hasil dari peradaban yang lahir dari pedesaan, tetapi kota berbeda dengan pedesaan, sedangkan masyarakat kota adalah suatu kelompok teritorial di mana penduduknya menyelenggarakan kegiatan-kegiatan hidup sepenuhnya, dan juga merupakan suatu kelompok terorganisasi yang tinggal secara kompak di wilayah tertentu dan memiliki derajat interkomuniti yang tinggi.

Kadang kala perbedaan nilai budaya tersebut menyebabkan berbagai problema disekelilingnya. Yaitu :
1. konflik (pertengkaran),
2. kontroversi (pertentangan),
3. kompetisi (persaingan)
Sedangkan di dalam tubuh kota itu sendiri telah tertanam ciri-ciri khasnya, yaitu:
1. Pola interaksi masyarakat perkotaan bersifat vertikal.
2. Pola interaksi masyarakat kota adalah individual.
3. Pola solidaritas sosial masyarakat kota terbentuk karena adanya perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat.

f. kota dilihat dari aspek politiknya
Kota merupakan pusat dari kegiatan daerah disekelilingnya. Dapat kita ambil contoh, sebuah provinsi memiliki sebuah ibu kota provinsi yang merupakn kota bagi kabupaten-kabupaten di dalamnya. Kota yang memegang otonomi daerah memiliki sebuah sistem demokrasi yang menghantarkan kegiatan-kegiatan di dalamnya menjadi terstruktur dan teorganisir.

Politik di kota lebih kompleks dibandingkan yang terjadi di desa. Acap kai terjadi persaingan perebutan kekuasaan dalam kancah politik di perkotaan. Hal tersebut memberikan dampak baik positiv maupun negative dalam perkembangan kota itu sendiri. Pengaruh positivnya yaitu, persaingan dalam kegitan politik menuntuk manusia untuk meningkatkan kulitas dirinya agar dapat bersaing dengan yang lainnya sehingga terjadilah peningkatan pendidikan. Akan tetapi dampak negatifnya persaingan politik yang terjadi di kota sering kali dilakukan secara tidak sehat. Banyak oknum politik yang menggunakan berabagai cara untuk mendaptkan keingin pribadi atau organisasinya. Ini menumbuhkan sebuah dilemma budaya yang tidak sehat, yang sekarang banyak kita kenal dengan buadaya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).

 DAFTAR PUSTAKA
Bintarto, pengantar geogarafi kota, LIP SPRING, LIP SPRING, Yogyakarta, 1997.
Bintarto, Penunutun Geografi Sosial, LIP SPRING, LIP SPRING, Yogyakarta, 1965.
Bintarto, Pengantar Geografi Pembangunan, PT. PB. “Kedaulatan Rakyat” Yogyakarta, 1975.
Bintarto, Interaksi Desa Kota dan permasalahannya, penerbit Golia Indonesia. 1989.
Johara T., Jayadinata, Tata Guna Lahan dalam Perencanaan Perdesaan perkotaan dan wilayah, penerbit ITB, Bandung, 19

Sumber :  http://yosnuzulia.blogspot.com/2008/12/desa-kota-geografi.html

POLA KERUANGAN DESA DAN KOTA

A. POLA KERUANGAN DESA
1 SYARAT-SYARAT DESA
Syarat-syarat desa
Mempunyai wilayah, Adanya penduduk, Mempunyai pemerintahan, Berada langsung di bawah camat, Mempunyai kebiasaan-kebiasaan pergaulan sendiri

2 FUNGSI DESA
Fungsi Desa sebagai :
sumber bahan pangan, penghasilan bahan mentah, penghasil tenaga kerja, pusat-pusat industri kecil

3 KLASIFIKASI DESA
A. Menurut Aktivitasnya:
     Desa Nelayan, Desa agraris, Desa Industri
B. Menurut Tingkat Perkembangannya
    1. Desa Swadaya
    Ciri-cirinya:
     a. Sebagai besar kehidupan penduduknya masih menggantungkan pada alam
     b. Hasilnya untuk mencukupi kebutuhan sehari
     c. Administrasi desa belum dilaksanakan dengan baik
    d. Lembaga-lembaga desa belum berfungsi dengan baik
    e. Tingkat pendidikan dan produktivitas penduduknya masih rendah
    f. Belum mampu dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan sendiri

   2. Desa Swakarya (Transisi)
   Ciri-cirinya:
   a. Sudah mampu menyelenggarakan urusan rumah tangga sendiri
   b. Lembaga social desa dan pemerintahan sudah berfungsi
   c. Administrasi desa sudah berjalan
   d. Adat-istiadat mulai longgar
   e. Mata pencaharian mulai bearagam
   f. Sudah ada hubungan dengan daerah sekitarnya

  3. Desa Swasembada
  Ciri-cirinya:
  a. Sarana dan prasarana desa lengkap
  b. Pengelolaan administrasi telah dilaksanakan dengan baik
  c. Pola piker masyarakat lebih rasional
  d. Mata pencaharian penduduk sebagaian besar di bidang jasa dan perdagangan


4 CIRI-CIRI MASYARAKAT DESA
a. Kehidupan tergantung pada alam
b. Toleransi sosialnnya kuat
c. Adat-istiadat dan norma agama kuat
d. Kontrol sosialnya didasarkan pada hokum informal
e. Hubungan kekerabatan didasarkan pada Gemeinssehaft (paguyuban)
f. Pola pikirnya irrasional
g. Struktur perekonomian penduduk bersifat agraris


5 POTENSI DESA
potensi fisik : pertanian
potensi social : gotong royong, apatur desa, lembaga social

6 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SISTEM PERHUBUNGAN DESA
Topografi, Letak desa, Fungsi desa

7 DEFINISI DESA
A. Menurut UU No. 5 Tahun 1979
DESA adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk, sebagai kesatuan masyarakat hokum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah Camat dan mempunyai hak otonomi dalam ikatan negara kesatuan RI.

B. Menurut SUTARDJO KARTOHADIKUSUMO
DESA adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.

C. Menurut TINJAUAN GEOGRAFI
DESA adalah suatu perwujudan geografis, yang ditimbulkan oleh unsure-unsur fisigrafis, sosial, ekonomi, politik dan budaya dan memiliki hubungan timbal-balik dengan daerah lain.

8 POLA PERSEBARAN DESA
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola persebaran desa:
Letak desa, Keadaan iklim, Kesuburan tanah, Tata air, Keadaan ekonomi, Keadaan budaya


9 UNSUR-UNSUR DESA
Ø Daerah, Penduduk, Tata kehidupan

10 POLA PERSEBARAN DESA
1. Pola memanjang mengikuti jalan raya. Pola ini umumnya terdapat di pedalaman
2. Pola mengikuti rel kereta api
3. Mengikuti garis pantai
4. Pola masyarakat
Penyebarannya:
a. Terdapat di daerah pegunungan (dataran tinggi)
b. Daerah yang berelief kasar
5. Pola Desa Tersebar
Pola desa yang tidak teratur. Pola desa ini banyak dijumpai di daerah Karst (Kapur)


B. POLA KERUANGAN KOTA
1 DEFINISI KOTA
A. Menurut MENTERI DALAM NEGERI RI NO. 4/1980
1.KOTA adalah suatu wilayah yang mempunyai batas administrasi wilayah
2. KOTA adalah lingkungan kehidupan yang mempunayi cirri non-agraris
B. Secara GEOGRAFIS
KOTA adalah suatu bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsure-unsur alami dan non-alami dengan gajala pemusatan penduduk tinggi, corak kehidupan yang heterogen, sifat penduduknya individualistis dan materialistis.

2 CIRI FISIK KOTA
Ciri Fisik Kota
- Adanya sarana ekonomi, Gedung pemerintahan, Alun-alun, Tempat parker, Sarana rekreasi, Sarana olah raga, Komplek perumahan

3 CIRI MASYARKAT KOTA
Ciri Masyarakat Kota
- Adanya keanekaragaman penduduk
- Sikap penduduk bersifat individualistik
- Hubungan sosial bersifat Gesselsehaft (Patembayan)
- Adanya pemisahan keruangan yang dapat membentuk komplek-komplek tertentu
- Norma agama tidak ketat
- Pandangan hidup kota lebih rasional

4 KLASIFIKASI KOTA
A. Menurut Jumlah Penduduk
1. Kota Kecil =penduduknya antara 20.000-50.000 jiwa
2. Kota sedang =penduduknya antara 50.000-100.000 jiwa
3. Kota besar =penduduknya antara 100.000-1.000.000 jiwa
4. Metropolitan =penduduknya antara 1.000.000-5.000.000 jiwa
5. Megapolitan =penduduknya lebih dari 5.000.000 jiwa
B. Menurut tingkat perkembangan
1. Tahap eopolis adalah tahap perkembangan desa yang sudah teratur dan masyarakatnya merupakan peralihan dari pola kehidupan desa kea rah kehidupan kota.
2. Tahap polis adalah suatu daerah kota yang sebagian penduduknya masih mencirikan sifat-sifat agraris.
3. Tahap metropolis adalah suatu wilayah kota yang ditandai oleh penduduknya sebagaian kehidupan ekonomi masyarakat ke sector industri.
4. Tahap megapolis adalah suatu wilayah perkotaan yang terdiri dari beberapa kota metropolis yang menjadi satu sehingga membentuk jalur perkotaan.
5. Tahap tryanopolis adalah suatu kota yang ditandai dengan adanya kekacauan pelayanan umum, kemacetan lalu-lintas, tingkat kriminalitas tinggi.
6. Tahap necropolis (Kota mati) adalah kota yang mulai ditinggalkan penduduknya.

5 STRUKTUR PANGGUNAAN LAHAN KOTA
A. Menurut teori KONSENTRIK
Teori konsentrik dikemukakan oleh E. W. BURGESS.
Menurut teori ini daerah perkotaan dibagi menjadi 5 wilayah, yaitu:
1. Pusat Daerah Kegiatan (PDK) juga disebut CBD (Central Bussiness District) dicirikan dengan adanya pusat pertokoan, kantor pos, bank, bioskop dan pasar.
2. Wilayah Transisi ditandai dengan industri manufaktur, pabrik dan pola penggunaan lahan merupakan pola campuran.
3. Wilayah pemukiman masyarakat yang berpendapatan rendah.
4. Wilayah pemukiman masyarakat berpenghasilan menengah.
5. Wilayah pemulkiman penghasilan tinggi.

B. Teori SEKTORAL
Teori ini dikemukakan olehHOMER HOYT. Isi dari teori ini adalah bahwa unit-unit kegiatan di perkotaan tidak mengikuti zona-zona teratur secara konsentris, tetapi membentuk sector-sektor yang sifatnya lebih bebas.
Dalam toeri ini HOMER, berpendapat:
1. Daerah-daerah yang memiliki harg atanah atau sewa tanah tinggi biasanya terletak di luar kota.
2. Daerah-daerah yang memiliki sewa tanah dan harga tanah rendah merupakan jakur-jalur yang bentuknya memanjang dari pusat kota ke daerah perbatasan.
3. Zona pusat adalah pusat daerah kegiatan (PDK)
C. Teori INTI GANDA
Teori ini dikemukakan oleh HARRIS dan ULLMAN.
Berdasarkan keadaan tata ruang kota dapat dikelompokkan menjadi:
1. Inti Kota (Core Of City)
Inti Kota adalah wilayah kota yang digunakan sebagai pusat kegiatan, ekonomi, pemerintahan dan kebudayaan. Wilayah ini disebut juga CBD ( Central Businness Districs)
2. Selaput Inti Kota
Selaput Inti Kota adalah wilayah yang terletak di luar inti kota, sebagai akibat daritidak tertampungnya kegiatan dalam kota.
3. Kota Satelit
Kota Satelit adalah suatu daerah yang memiliki sifat perkotaan dan pusat kegiatan industri.
4. Sub Urban Daerah sekitar pusat kota yang berfungsi sebagai daerah pemukiman.

Urbanisasi
Beberapa definisi Urbanisasi
1. Urbanisasi adalah suatu proses pembengkakan atau penggelembungan kota yang disebabkan oleh adanya peningkatan jumlah penduduk.
2. Urbanisasi adalah suatu proses bertambahnya jumlah kota pada suatu wilayah yang disebabkan oleh perkembangan sosial, ekonomi, dan teknologi.
3. Urbanisasi adalah suatu proses berubahnya kehidupan pedesaan menjadi suasana perkotaan.
4. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang sifatnya menetap.
Faktor penyebab urbanisasi
A. Faktor daya tarik (Pull Faktors)
Lapangan pekerjaan di kota lebih beragam, Fasilitas sosial di kota lebi memadahi, Kota berpotensi sebagai sebagai tempat pemasaran, Tingkat upah di kota tinggi, Kota merupakan tempat yang lebih menguntungkan untuk mengembangkan jiwa dan pengetahuan
B. Faktor pendorong (Push Factor)
Menyempitnya lapangan pekerjaan di sector pertanian, Pemilihan lahan pertanian semakin sulit dan sempit, Alasan pendidikan, Kurangnya fasilitas social, Tingkat upah relative rendah, Tekanan adat-istiadat

Dampak Urbanisasi
Kota
Desa
1. Kepadatan penduduk tinggi
1. Kurang tenaga kerja
2. Tingkat kriminalitas tinggi
2. Terhambatnya pembangunan desa
3. Bertambahnya jumlah pengangguran
3. Menurunnya produktivitas pertanian
4. Terdapat SLUM
4. Menuurnnya produktivitas pertanian
5. sering terjadi kemacetan lalu-lintas

Upaya Penanggulangan Masalah Urbanisasi
1. Mengembangkan industri kecil dan industri rumah tangga di desa
2. Melancarkan program KB baik di desa maupun di kota
3. Memperlancar pembangunan di bidang transportasi dan komunikasi antar kota-desa
4. Pembangunan perumahan rakyat di pinggiran kota

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
Faktor yang mempengaruhi perkembangan kota
Ø Faktor Alamiah : Lokasi, Fisiografi, Kekayaan alam
Ø Faktor Sosial : Penduduk, Kebijaksanaan pemerintah, Faktor Kebijaksanaan Pemerintahan


 Sumber : http://geografi161.blogspot.com/2008/10/desa-dan-kota.html

No comments:

Post a Comment