Monday, 10 December 2012

Teks Film The Blue Planet Episode 2 (Subtitle Indonesia)



The Deep

60% lebih dari planet kita tertutup oleh lautan sedalam lebih dari 1 mil. Laut dalam, adalah habitat terbesar di bumi yang tak begitu di ketahui. Bergabunglah dalam perjalanan menuju dasar dalam ke tempat asing bagi manusia yang belum pernah terungkapkan. Ini adalah rumah bagi beberapa hewan teraneh di dunia. Ikan yang berkelip dalam kegelapan. Spesies baru ditemukan tiap kali menyelam. Lebih banyak orang yang berpetualang ke luar angkasa daripada ke kedalaman ini. Ikutlah dalam perjalanan menuju ruang terdalam.

Paus jantan mengambil napas yang akan bertahan selama 1 jam lebih. Paus itu akan meninggalkan permukaan air yang hangat dan terang. Menyelam jauh ke laut dalam yang dingin dan gelap. Paus ini akan mencari makanan di kedalaman lebih dari ribuan meter, dimana tekanan ratusan kali lipat dari di permukaan, menekan paru-parunya sampai hanya 1% dari volumenya. Pada kedalaman 300 meter sudah sangat gelap dan suhu air menurun dengan cepat. Kita memasuki "twilightzone" suatu dunia kegelapan, dimana banyak hewan menjadi transparan. Seekor Amphipod besar panjangnya 12 cm dan sangat transparan, kepalanya penuh terisi oleh 2 mata yang besar digunakan untuk mendeteksi mangsanya. Phronima, hewan ini dan keturunannya hidup bagai parasit di dalam badan seekor hewan lunak. Bentuknya yang menakjubkan dan matanya yang besar membuat Phronima menjadi predator yang kuat. Cumi-cumi adalah hewan yang tak bertulang belakang yang kompleks. Tetapi hewan ini tidak pernah bertemu dengan permukaan keras sepanjang hidupnya, sehingga badannya tidak sekuat saudaranya yang hidup di perairan dangkal.

Com Jelly menangkap copepod yang lewat dengan mengeluarkan jaringan panjang lengket. Tapi perangkap yang terbesar adalah milik siphonophores, lubang yang bergerak ini adalah kepalanya. Panjangnya dapat mencapai 40 meter. Ikan hatchec memiliki mata yang besar dan sensitive untuk mencari mangsanya tetapi tubuhnya sangat pipih dan sisi tubuh ikan ini berwarna keperakan, walaupun badannya tipis tetapi pada saat mereka berbalik bagian tubuhnya yang seperti kaca memantulkan bias sinar biru dari permukaan dan mereka menghilang dalam kegelapan. Ikan hatchet, punya cara untuk membingungkan mata predator yang mencari mereka dari bawah. Dalam perutnya ada sel-sel yang menghasilkan cahaya, disebut phoyophores. Ikan ini menggunakannya untuk mencocokkan dengan perubahan warna cahaya dari permukaan. Dengan cara ini siluetnya terlihat kabur, sehingga mereka nyaris tidak kelihatan dari bawah.
Tapi ini bukanlah mata biasa. Lensa kuning yang besar ini dapat membedakan antara cahaya yang dihasilkan oleh photophores dan matahari. Jadi upaya untuk melarikan diri ini digagalkan oleh indera lainnya untuk menyerang dalam suatu pertempuran yang telang terjadi selama jutaan tahun. 

Turun ke kedalaman ribuan meter, dan kita memasuki zona kegelapan. Tidak ada sedikitapiun sinar matahari yang masuk sedalam ini. Suhu air turun sampai di bawah 4 derajat Centigrade. Tekannanya lebih dari seratus kali di permukaan. Kehidupan disini semakin sepi. Dunia ini gelap, dan berbahaya. Relatif dengan ukuran tubuh, ini adalah gigi terbesar di lautan, begitu besarnya sehingga si pemilik tidak dapat menutup mulutnya. Pemiliknya adalah ikan Fang Tooth. Tidak seperti kebanyakan ikan laut dalam, ikan ini memiliki otot yang kuat dan seekor pemburu yang agresif. Dengan keterbatasan makanan di kedalaman ini, predator harus menyesuaikan diri dengan makanan dalam ukuran apapun.
Kebanyakan hewan disini berwarna merah. Seperti hewan ini. terlihat dengan lampu dari kapal selam, ini seperti pertunjukkan kembang api berwarna yang spektakuler. Biasanya, tidak ada sinar merah yang masuk sedalam ini sehingga hewan-hewan berpigmen merah terlihat sangat hitam. Predator di sini tidak hanya mengandalkan penglihatan, karena kebanyakan memiliki mata yang kecil. Sebaliknya, tubuh mereka yang seperti tongkat tipis penuh dengan organ yang sensitif pada gerakan-gerakan kecil dalam air.
Monster ini sepanjang setengah meter adalah Hairy Angler. Ini adalah pertama kalinya ia terlihat. Tubuhnya dipenuhi oleh ratusan antenna yang sensitif masing-masing mampu mendeteksi gerakan mangsa yang berada terlalu dekat dengan predator yang tidak terlalu banyak bergerak ini.
Dapat di pastikan hewan ini adalah hewan laut dalam teraneh yang pernah ditemukan. Ekor panjang yang sensitif menggantung dari kepala sampai panjang tubuh hewan ini. Matanya kecil, tapi mulutnya sangat besar. Namanya Belut Gulper, karena hewan ini dapat menelan makanan dalam ukuran apapun. Berdiam diri di tengah perairan, tatapannya yang besar dapat melihat mangsa yang lewat, kecil ataupun besar. Belut ini dapat menelan mangsa sebesar tubuhnya, sangat menguntungkannya untuk hidup di sini, dimana kita takkan pernah tahu kapan makanan berikutnya datang.

Bahkan di zona kegelapan ini, ada sedikit cahaya. Jika lampu besar kapal selam dimatikan, maka kita akan melihat permainan cahaya di luar. Cahaya ini di buat oleh beberapa hewan. Namanya bioluminescence. Seekor ikan buas di laut dalam berkelip dalam kegelapan. Cahaya itu di hasilkan oleh bakteri yang hidup secara permanen didalam sebuah perangkap, yang akan menarik mangsa sampai ke gigi pembunuh ini. Di sini terdapat beragam perangkap. Apa gunanya perangkap ini, bergantung pada sebuah tangkai panjang, jauh di bawah rangkaian gigi pemiliknya yang menakutkan ? sulit untuk memastikannya, lain yang besar, lebih dekat ke mulutnya. Ikan ini di sebut anglers, karena mereka memakai perangkap sama seperti seorang nelayan menggunakan umpan.
Untuk seekor cumi-cumi pemburu, dengan mata besar, kelap-kelip ini sangat menarik. Cumi-cumi itu menganggap ikan anglers sebagai makanan. Namun cumi-cumi itu salah, karena dialah yang akhirnya menjadi mangsa ikan anglers.

Menarik perhatian lawan jenisnya dalam kegelapan, jauh lebih sulit daripada menemukan makanan. Perangkap berkelip akan membantu dalam upaya ini, tetapi hannya hewan betina yang memilikinya. Pejantan yang ukurannya hanya 1/10 dari yang betina. Tujuan utamanya adalah bagaimana menemukan pasangan dalam kegelapan. Si betina mengeluarkan zat kimia ke dalam air, yang akan tercium oleh para pejantan dengan organ khusus berwarna putih di depan matanya. setelah menemukan pasangannya, si jantan menggigit perut si betina dengan giginya. si jantan perlu untuk terikat secara permanen. Hanya dalam waktu beberapa minggu, si jantan akan menyatu dengan si betina dan tinggal di sana, sepanjang hidupnya. Sirkulasi darah betina dalam tubuh si jantan akan mencukupi kebutuhan makanannya. Sebaliknya, si betina akan terus mendapatkan sperma yang bagus. Sebuah solusi untuk masalah mencari pasangan diantara kekosongan di laut dalam.
Untuk membantu kelancaran pertarungan antara predator dan mangsanya, beberapa ikan di daerah ini membuat cahaya. Photophores yang menghasilkan cahaya di bawah matanya dapat digunakan untuk mencari mangsa dalam kegelapan. Kebanyakan bioluminescence di laut dalam berwarna biru atau biru kehijauan, tetapi beberapa ikan predator menghasilkan cahaya merah. Dengan cahaya ini, mangsa yang berwarna merah akan terlihat jelas terlihat dalam kegelapan. Cahaya merah disini sangat jarang, dan kebanyakan mata hewan tidak bisa melihatnya, hanya ikan-ikan unu yang bisa. Ikan-ikan ini memiliki pandangan seperti penembak jitu, cahaya yang tidak terlihat oleh target mereka. cocepod ini, tanpa sadar, tidak berusaha menghindar. Bioluminescence berguna untuk melarikan diri, dan menyerang. Seekor udang merasa terancam. udang itu berputar dalam air, mengeluarkan cairan bioluminescent. Ini seperti alarm pencuri mengejutkan ikan yang menyerang menjadikannya terang dalam kegelapan, dan terkalahkan oleh kekuatannya sendiri.
Cahaya berkelip ini dihasilkan oleh cocepod. Mungkin mereka berkelip untuk saling berkomunikasi. Dan membingungkan predator. Mata paling sensitif dilaut dimiliki oleh seekor ostracod yang disebut Gigantocypris. ukurannya sebesar kacang polong, tapi ini sangat besar untuk seekor ostracod. Copepod adalah mangsa favoritnya hewan ini aktif mencari kelap-kelipnya dalam kegelapan. Tapi copepod ini punya cara untuk membingungkan Gigantocypris yang sedang berburu mangsa. Ia mengeluarkan banyak cairan bioluminescent. Cairan itu berkelip beberapa saat kemudian seperti petir. Berputar, bingung di dalam air, gigantocypris mengejar kelap-kelip itu. Dan copepod itu menghindar tanpa terlihat dalam kegelapan.
Mekanisme pertahanan bioluminescent yang terbaik adalah sinar yang dihasilkan oleh ubur-ubur laut dalam Periphylla. Ini adalah caranya mengusir para musuh.
Sinar terang ini seluruhnya dihasilkan oleh cumi-cumi. Biasanya mereka hidup sekitar 300 m di bawah laut, Di luar jangkauan jaring para nelayan jepang ini. Tetapi tiap musim semi selama beberapa bulan mereka naik kepermukaan setiap malam. Sinar yag paling terang ini dihasilkan oleh bioluminescent di ujung depan dari 2 tentakelnya. Tapi hanya di kedalaman laut ini kita dapat menikmati kompleksitas pertunjukkan mereka secara lengkap. Tidak hanya tentakelnya, tapi seluru tubuhnya diselimuti oleh photophores. Secara pasti fungsinya tidak diketahui. Ujung tentakel yang bercahaya mungkin untuk menarik perhatian lawan jenis, atau membingungkan predator. Selebihnya mungkin adalah kamuflase, membuat bayangan saat hewan itu menuju “twilight zone”. Setiap malam di musim ini ratusan ribu cumi2 naik kepairan dangkal untuk bertelur. Sbelum fajar, mereka akan kembali ke kedalaman, meninggalkan telur-telurnya berkembang di perairan dangkal.

Siklus sinar matahari sangat mempengaruhi kehidupan di laut dalam. Terbenamnya matahari akan memicu migrasi terbesar makhluk hidup di planet kita. Seribu juta ton hewan naik dari zona kegelapan menuju ke air yang lebih dangkal setiap malam. Yang pertama naik adalah grazer kecil, mencari tumbuhan mikroskopis yang hanya tumbuh di air yang dangkal dan terkena sinar matahari. Predator mengikuti mereka. Berbagai macam hewan mengikuti iring-iringan itu, atau makan salah 1 hewan saat sedang melintas. Kebanyakan hewan itu akan naik ratusan meter ke permukaan dan pada saat fajar, sadar akan bahaya dari predator, mereka kembali ke kedalama yang lebih aman.
Panasnya sinar matahari hanya berpengaruh sampai sekitar ratusan meter di bawah permukaan laut. Disini dapat terjadi fotosintesis dan berkembangnya bebatuan koral. Ketika meninggalkan tempat ini dan menuju bagian luar dari bebatuan koral maka kita akan menemukan kehidupan yang lebih sulit. 150 m dibawah tak ada lagi fotosintesis. Kita tak akan menemukan tanaman, hanya hewan. Disini, hewan-hewan beradaptasi untuk menangkap salju lautan, partikel-partikel hewan mati dan tanaman yang jatuh dari atas. Hidup mereka tergantung pada energi matahari yang di ambil oleh organisme yang hidup dipermukaan laut. Bergerak lebih dekat ke dasar laut, kita akan pergi kebagian terbawah dari laut dalam ke sebuah dunia yang terpisah dari perairan di atasnya.

Dikedalaman sekitar 300m makin menurun, dan kita bergerak menuju turunan yang datar. Membentang sejauh 1500 mil dari pantai, turun sampai ke kedalaman maksimum 4000m. suhu air disini turun hingga dibawah 4 derajat centigrade dan tekananya dapat mencapai 400 kali lipat dr permukaan. Jika tanpa cahaya dari kapal selam ini akan sangat gelap. Air terlihat sangat jernih karena hanya ada sedikit bahan organic. Hanya 3 % dari makanan yang ada di permukaan air. Dapat mencapai tempat ini. Saat pertama melihatnya tempat ini tampak seperti gurun tak berpenghuni. Tapi lihatlah lebih dekat dan kita akan melihat sekumpulan jejak. Bahkan disinipun ada kehidupan. Hewan-hewan ini akan segera mati jika dibawa kepermukaan dengan memakai jaring, sehingga kita hanya dapat melihat mereka dari kapal selam. Kebanyakan dari hewan ini baru untuk dunia ilmu pengetahuan. Dasar laut didominasi oleh Echinoderms, sea cucumbers, britle stars dan sea urchins. Jutaan hewan ni berkeliaran di sepanjang dasar laut menacari partikel tak beracun yang mungkin ada didalam sedimen. Bentuk dan ukuran mereka beragam, dan walaupun hanya sedikit yang tersebar didasar laut yang sangat luas, hewan-hewan ini, termasuk hewan terbanyak di planet ini. Duri-duri ditubuh mereka baik jika digunakan uutuk bergerak dan mempertahankan diri, tetapi tidak untuk berkembang biak. Sulit untuk menemukan pasangan di dasar laut yang luas dan kosong ini, hingga beberapa hewan tinggal berkelompok sehingga tidak akan terlalu jauh dari pasangan yang potensial.
Tepi bebatuan berfungsi sebagai jangkar untuk hewan yang menggantungkan hidup lewat makanan yang lewat. Ini adalah crinoids atau bunga lili laut, kelihatan seperti hewan, tapi sebenarnya adalah hewan. Tangkainya yang panjang berguna untuk menjaga agar tentakel untuk makan yang berbentuk payung, berada dalam posisi yang baik pada saat arus datang. Partikel-partikel yang tersapu masuk ke dalam lengannya, dan di bawa ke mulut yang berada ditengah payung itu. Gerakan yang tiba-tiba ini mengusir amphisods kecil yang berusaha untuk mencuri apa yang telah ditangkapnya.

Batu-batu koral seharusnya tidak ada di tempat gelap ini, tapi baru saja ditemukan sejenis koral baru di kedalaman 2000 m, di perairan dingin di teluk norwegia, ada sebuah koral laut dalam setinggi 30 m. Koral ini tidak mendapatkan energi dari matahari, sehingga harus mengakap makanan dengan efisien. Benjolan yang dimiliknya jauh lebih besar daripada koral di perairan dangkal.
Ini adalah benjolan koral terbesar di lautan. Pemiliknya adalah koral jemur laut dalam. Tentakelnya sepanjang 3 cm, dapat menangkap mangsa yang jauh lebih besar dari koral lainnya. Kebutuhan akan menangkap setiap partikel makanan yang berada dalam jangkauan mereka telah merubah banyak hewan secara radikal, telah merubah banyak hewan secara radikal. Tunicates biasanya berfungsi sebagai penyaring makanan, tapi yang satu ini menjadi predator dan lubangnya yang membesar telah berubah menjadi sebuah perangkap.

Sumber : THE BLUE PLANET ( A Natural History Of The Oceans ) : The Deep


No comments:

Post a Comment