The Deep
60% lebih dari planet kita tertutup oleh lautan
sedalam lebih dari 1 mil. Laut dalam, adalah habitat terbesar di bumi yang tak
begitu di ketahui. Bergabunglah dalam perjalanan menuju dasar dalam ke tempat
asing bagi manusia yang belum pernah terungkapkan. Ini adalah rumah bagi
beberapa hewan teraneh di dunia. Ikan yang berkelip dalam kegelapan. Spesies
baru ditemukan tiap kali menyelam. Lebih banyak orang yang berpetualang ke luar
angkasa daripada ke kedalaman ini. Ikutlah dalam perjalanan menuju ruang
terdalam.
Paus jantan mengambil
napas yang akan bertahan selama 1 jam lebih. Paus itu akan meninggalkan
permukaan air yang hangat dan terang. Menyelam jauh ke laut dalam yang dingin
dan gelap. Paus ini akan mencari makanan di kedalaman lebih dari ribuan meter,
dimana tekanan ratusan kali lipat dari di permukaan, menekan paru-parunya
sampai hanya 1% dari volumenya. Pada kedalaman 300 meter sudah sangat gelap dan
suhu air menurun dengan cepat. Kita memasuki "twilightzone" suatu
dunia kegelapan, dimana banyak hewan menjadi transparan. Seekor Amphipod besar
panjangnya 12 cm dan sangat transparan, kepalanya penuh terisi oleh 2 mata yang
besar digunakan untuk mendeteksi mangsanya. Phronima, hewan ini dan
keturunannya hidup bagai parasit di dalam badan seekor hewan lunak. Bentuknya
yang menakjubkan dan matanya yang besar membuat Phronima menjadi predator yang
kuat. Cumi-cumi adalah hewan yang tak bertulang belakang yang kompleks. Tetapi
hewan ini tidak pernah bertemu dengan permukaan keras sepanjang hidupnya, sehingga
badannya tidak sekuat saudaranya yang hidup di perairan dangkal.
Com Jelly menangkap copepod yang
lewat dengan mengeluarkan jaringan panjang lengket. Tapi perangkap yang
terbesar adalah milik siphonophores, lubang yang bergerak ini adalah kepalanya.
Panjangnya dapat mencapai 40 meter. Ikan hatchec memiliki mata yang besar dan
sensitive untuk mencari mangsanya tetapi tubuhnya sangat pipih dan sisi tubuh
ikan ini berwarna keperakan, walaupun badannya tipis tetapi pada saat mereka
berbalik bagian tubuhnya yang seperti kaca memantulkan bias sinar biru dari
permukaan dan mereka menghilang dalam kegelapan. Ikan hatchet,
punya cara untuk membingungkan mata predator yang mencari mereka dari bawah. Dalam
perutnya ada sel-sel yang menghasilkan cahaya, disebut phoyophores. Ikan ini
menggunakannya untuk mencocokkan dengan perubahan warna cahaya dari permukaan. Dengan
cara ini siluetnya terlihat kabur, sehingga mereka nyaris tidak kelihatan dari
bawah.
Tapi ini bukanlah mata biasa. Lensa kuning yang besar
ini dapat membedakan antara cahaya yang dihasilkan oleh photophores dan
matahari. Jadi upaya untuk melarikan diri ini digagalkan oleh indera lainnya
untuk menyerang dalam suatu pertempuran yang telang terjadi selama jutaan
tahun.
Turun ke kedalaman ribuan
meter, dan kita memasuki zona kegelapan. Tidak ada sedikitapiun sinar matahari
yang masuk sedalam ini. Suhu air turun sampai di bawah 4 derajat Centigrade.
Tekannanya lebih dari seratus kali di permukaan. Kehidupan disini semakin sepi.
Dunia ini gelap, dan berbahaya. Relatif dengan ukuran tubuh, ini adalah gigi terbesar
di lautan, begitu besarnya sehingga si pemilik tidak dapat menutup mulutnya.
Pemiliknya adalah ikan Fang Tooth. Tidak seperti kebanyakan ikan laut dalam,
ikan ini memiliki otot yang kuat dan seekor pemburu yang agresif. Dengan
keterbatasan makanan di kedalaman ini, predator harus menyesuaikan diri dengan makanan
dalam ukuran apapun.
Kebanyakan
hewan disini berwarna merah. Seperti hewan ini. terlihat dengan lampu dari
kapal selam, ini seperti pertunjukkan kembang api berwarna yang spektakuler.
Biasanya, tidak ada sinar merah yang masuk sedalam ini sehingga hewan-hewan
berpigmen merah terlihat sangat hitam. Predator di sini tidak hanya
mengandalkan penglihatan, karena kebanyakan memiliki mata yang kecil.
Sebaliknya, tubuh mereka yang seperti tongkat tipis penuh dengan organ yang
sensitif pada gerakan-gerakan kecil dalam air.
Monster ini
sepanjang setengah meter adalah Hairy Angler. Ini adalah pertama kalinya ia
terlihat. Tubuhnya dipenuhi oleh ratusan antenna yang sensitif masing-masing
mampu mendeteksi gerakan mangsa yang berada terlalu dekat dengan predator yang
tidak terlalu banyak bergerak ini.
Dapat di
pastikan hewan ini adalah hewan laut dalam teraneh yang pernah ditemukan. Ekor
panjang yang sensitif menggantung dari kepala sampai panjang tubuh hewan ini.
Matanya kecil, tapi mulutnya sangat besar. Namanya Belut Gulper, karena hewan
ini dapat menelan makanan dalam ukuran apapun. Berdiam diri di tengah perairan,
tatapannya yang besar dapat melihat mangsa yang lewat, kecil ataupun besar.
Belut ini dapat menelan mangsa sebesar tubuhnya, sangat menguntungkannya untuk
hidup di sini, dimana kita takkan pernah tahu kapan makanan berikutnya datang.
Bahkan di zona kegelapan ini, ada sedikit cahaya. Jika lampu besar
kapal selam dimatikan, maka kita akan melihat permainan cahaya di luar. Cahaya
ini di buat oleh beberapa hewan. Namanya bioluminescence. Seekor ikan buas di
laut dalam berkelip dalam kegelapan. Cahaya itu di hasilkan oleh bakteri yang
hidup secara permanen didalam sebuah perangkap, yang akan menarik mangsa sampai
ke gigi pembunuh ini. Di sini terdapat beragam perangkap. Apa gunanya perangkap
ini, bergantung pada sebuah tangkai panjang, jauh di bawah rangkaian gigi
pemiliknya yang menakutkan ? sulit untuk memastikannya, lain yang besar, lebih
dekat ke mulutnya. Ikan ini di sebut anglers, karena mereka memakai perangkap
sama seperti seorang nelayan menggunakan umpan.
Untuk
seekor cumi-cumi pemburu, dengan mata besar, kelap-kelip ini sangat menarik.
Cumi-cumi itu menganggap ikan anglers sebagai makanan. Namun cumi-cumi itu
salah, karena dialah yang akhirnya menjadi mangsa ikan anglers.
Menarik perhatian lawan jenisnya dalam kegelapan, jauh lebih sulit
daripada menemukan makanan. Perangkap berkelip akan membantu dalam upaya ini,
tetapi hannya hewan betina yang memilikinya. Pejantan yang ukurannya hanya 1/10
dari yang betina. Tujuan utamanya adalah bagaimana menemukan pasangan dalam
kegelapan. Si betina mengeluarkan zat kimia ke dalam air, yang akan tercium
oleh para pejantan dengan organ khusus berwarna putih di depan matanya. setelah
menemukan pasangannya, si jantan menggigit perut si betina dengan giginya. si jantan
perlu untuk terikat secara permanen. Hanya dalam waktu beberapa minggu, si
jantan akan menyatu dengan si betina dan tinggal di sana, sepanjang hidupnya.
Sirkulasi darah betina dalam tubuh si jantan akan mencukupi kebutuhan
makanannya. Sebaliknya, si betina akan terus mendapatkan sperma yang bagus.
Sebuah solusi untuk masalah mencari pasangan diantara kekosongan di laut dalam.
Untuk
membantu kelancaran pertarungan antara predator dan mangsanya, beberapa ikan di
daerah ini membuat cahaya. Photophores yang menghasilkan cahaya di bawah matanya
dapat digunakan untuk mencari mangsa dalam kegelapan. Kebanyakan
bioluminescence di laut dalam berwarna biru atau biru kehijauan, tetapi
beberapa ikan predator menghasilkan cahaya merah. Dengan cahaya ini, mangsa yang
berwarna merah akan terlihat jelas terlihat dalam kegelapan. Cahaya merah
disini sangat jarang, dan kebanyakan mata hewan tidak bisa melihatnya, hanya
ikan-ikan unu yang bisa. Ikan-ikan ini memiliki pandangan seperti penembak
jitu, cahaya yang tidak terlihat oleh target mereka. cocepod ini, tanpa sadar, tidak
berusaha menghindar. Bioluminescence berguna untuk melarikan diri, dan
menyerang. Seekor udang merasa terancam. udang itu berputar dalam air,
mengeluarkan cairan bioluminescent. Ini seperti alarm pencuri mengejutkan ikan yang
menyerang menjadikannya terang dalam kegelapan, dan terkalahkan oleh kekuatannya
sendiri.
Cahaya berkelip
ini dihasilkan oleh cocepod. Mungkin mereka berkelip untuk saling
berkomunikasi. Dan membingungkan predator. Mata paling sensitif dilaut dimiliki
oleh seekor ostracod yang disebut Gigantocypris. ukurannya sebesar kacang
polong, tapi ini sangat besar untuk seekor ostracod. Copepod adalah mangsa
favoritnya hewan ini aktif mencari kelap-kelipnya dalam kegelapan. Tapi copepod
ini punya cara untuk membingungkan Gigantocypris yang sedang berburu mangsa. Ia
mengeluarkan banyak cairan bioluminescent. Cairan itu berkelip beberapa saat
kemudian seperti petir. Berputar, bingung di dalam air, gigantocypris mengejar
kelap-kelip itu. Dan copepod itu menghindar tanpa terlihat dalam kegelapan.
Mekanisme pertahanan bioluminescent yang terbaik adalah sinar yang
dihasilkan oleh ubur-ubur laut dalam Periphylla. Ini adalah caranya mengusir
para musuh.
Sinar terang ini seluruhnya dihasilkan oleh cumi-cumi. Biasanya
mereka hidup sekitar 300 m di bawah laut, Di luar jangkauan jaring para nelayan
jepang ini. Tetapi tiap musim semi selama beberapa bulan mereka naik
kepermukaan setiap malam. Sinar yag paling terang ini dihasilkan oleh
bioluminescent di ujung depan dari 2 tentakelnya. Tapi hanya di kedalaman laut
ini kita dapat menikmati kompleksitas pertunjukkan mereka secara lengkap. Tidak
hanya tentakelnya, tapi seluru tubuhnya diselimuti oleh photophores. Secara
pasti fungsinya tidak diketahui. Ujung tentakel yang bercahaya mungkin untuk
menarik perhatian lawan jenis, atau membingungkan predator. Selebihnya mungkin adalah
kamuflase, membuat bayangan saat hewan itu menuju “twilight zone”. Setiap malam
di musim ini ratusan ribu cumi2 naik kepairan dangkal untuk bertelur. Sbelum
fajar, mereka akan kembali ke kedalaman, meninggalkan telur-telurnya berkembang
di perairan dangkal.
Siklus sinar matahari sangat mempengaruhi kehidupan di laut dalam.
Terbenamnya matahari akan memicu migrasi terbesar makhluk hidup di planet kita.
Seribu juta ton hewan naik dari zona kegelapan menuju ke air yang lebih dangkal
setiap malam. Yang pertama naik adalah grazer kecil, mencari tumbuhan
mikroskopis yang hanya tumbuh di air yang dangkal dan terkena sinar matahari.
Predator mengikuti mereka. Berbagai macam hewan mengikuti iring-iringan itu,
atau makan salah 1 hewan saat sedang melintas. Kebanyakan hewan itu akan naik
ratusan meter ke permukaan dan pada saat fajar, sadar akan bahaya dari
predator, mereka kembali ke kedalama yang lebih aman.
Panasnya
sinar matahari hanya berpengaruh sampai sekitar ratusan meter di bawah
permukaan laut. Disini dapat terjadi fotosintesis dan berkembangnya bebatuan
koral. Ketika meninggalkan tempat ini dan menuju bagian luar dari bebatuan
koral maka kita akan menemukan kehidupan yang lebih sulit. 150 m dibawah tak
ada lagi fotosintesis. Kita tak akan menemukan tanaman, hanya hewan. Disini,
hewan-hewan beradaptasi untuk menangkap salju lautan, partikel-partikel hewan
mati dan tanaman yang jatuh dari atas. Hidup mereka tergantung pada energi
matahari yang di ambil oleh organisme yang hidup dipermukaan laut. Bergerak
lebih dekat ke dasar laut, kita akan pergi kebagian terbawah dari laut dalam ke
sebuah dunia yang terpisah dari perairan di atasnya.
Dikedalaman sekitar 300m makin menurun, dan kita bergerak menuju
turunan yang datar. Membentang sejauh 1500 mil dari pantai, turun sampai ke
kedalaman maksimum 4000m. suhu air disini turun hingga dibawah 4 derajat
centigrade dan tekananya dapat mencapai 400 kali lipat dr permukaan. Jika tanpa
cahaya dari kapal selam ini akan sangat gelap. Air terlihat sangat jernih
karena hanya ada sedikit bahan organic. Hanya 3 % dari makanan yang ada di
permukaan air. Dapat mencapai tempat ini. Saat pertama melihatnya tempat ini
tampak seperti gurun tak berpenghuni. Tapi lihatlah lebih dekat dan kita akan
melihat sekumpulan jejak. Bahkan disinipun ada kehidupan. Hewan-hewan ini akan
segera mati jika dibawa kepermukaan dengan memakai jaring, sehingga kita hanya
dapat melihat mereka dari kapal selam. Kebanyakan dari hewan ini baru untuk
dunia ilmu pengetahuan. Dasar laut didominasi oleh Echinoderms, sea cucumbers,
britle stars dan sea urchins. Jutaan hewan ni berkeliaran di sepanjang dasar
laut menacari partikel tak beracun yang mungkin ada didalam sedimen. Bentuk dan
ukuran mereka beragam, dan walaupun hanya sedikit yang tersebar didasar laut yang
sangat luas, hewan-hewan ini, termasuk hewan terbanyak di planet ini. Duri-duri
ditubuh mereka baik jika digunakan uutuk bergerak dan mempertahankan diri,
tetapi tidak untuk berkembang biak. Sulit untuk menemukan pasangan di dasar
laut yang luas dan kosong ini, hingga beberapa hewan tinggal berkelompok
sehingga tidak akan terlalu jauh dari pasangan yang potensial.
Tepi
bebatuan berfungsi sebagai jangkar untuk hewan yang menggantungkan hidup lewat
makanan yang lewat. Ini adalah crinoids atau bunga lili laut, kelihatan seperti
hewan, tapi sebenarnya adalah hewan. Tangkainya yang panjang berguna untuk
menjaga agar tentakel untuk makan yang berbentuk payung, berada dalam posisi yang
baik pada saat arus datang. Partikel-partikel yang tersapu masuk ke dalam
lengannya, dan di bawa ke mulut yang berada ditengah payung itu. Gerakan yang
tiba-tiba ini mengusir amphisods kecil yang berusaha untuk mencuri apa yang
telah ditangkapnya.
Batu-batu koral seharusnya tidak ada di tempat gelap ini, tapi baru
saja ditemukan sejenis koral baru di kedalaman 2000 m, di perairan dingin di
teluk norwegia, ada sebuah koral laut dalam setinggi 30 m. Koral ini tidak
mendapatkan energi dari matahari, sehingga harus mengakap makanan dengan
efisien. Benjolan yang dimiliknya jauh lebih besar daripada koral di perairan
dangkal.
Ini adalah benjolan koral terbesar di lautan. Pemiliknya adalah
koral jemur laut dalam. Tentakelnya sepanjang 3 cm, dapat menangkap mangsa yang
jauh lebih besar dari koral lainnya. Kebutuhan akan menangkap setiap partikel
makanan yang berada dalam jangkauan mereka telah merubah banyak hewan secara
radikal, telah merubah banyak hewan secara radikal. Tunicates biasanya
berfungsi sebagai penyaring makanan, tapi yang satu ini menjadi predator dan
lubangnya yang membesar telah berubah menjadi sebuah perangkap.
No comments:
Post a Comment